1.pPENGERTIAN
Pengujian Las dan
material adalah sebuah proses inspeksi, pengecekan atau pemeriksaan hasil
pengelasan dan material terdapat sebuah cacat atau tidak serta memeriksa sifat
mekanik dari sambungan dan material tersebut.
Uji Las terdapat dua metode yaitu
dengan Uji Merusak atau DT (Destructive Testing) dan Uji Tanpa Merusak (Non
Destructive Testing). Namun sebelum melakukan Uji DT dan NDT biasanya dilakukan
pengujian Visual terlebih dahulu, untuk memastikan secara visual material atau
hasil lasan tersebut dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya, meskipun dalam
beberapa code atau Standard tidak mewajibkan uji visual.
Untuk materi uji visual pengelasan sudah
saya jelaskan pada postingan sebelumnya, pada artikel ini akan saya bagikan
jenis jenis pengujian pengelasan baik Uji Merusak maupun Uji Tanpa Merusak,
berikut ini detailnya.
1.2.JENIS JENIS PEMERIKSAAN HASIL LAS
1.2.1. Uji Merusak
(Destructive Testing) :
Uji Merusak adalah pengujian yang dilakukan dengan
memotong beberapa bagian hasil lasan dengan letak dan dimensi yang sudah diatur
oleh Standard atau Code. Kemudian potongan yang kita sebut spesimen tersebut
diuji dengan cara ditarik, lengkung, tumbuk, penekanan, puntir, pukul dan cara
lain agar mendapatkan hasil yang berupa nilai dari sifat mekanik maupun dari
bentuk patahannya, berikut macam macam uji Merusak:
1. Bending Test.
Sebuah pengujian sambungan las dengan cara memberikan tekanan dengan sebuah mandril pada
daerah lasan yang diuji yang kemudian spesimen akan tertekuk di antara dua
penumpu hingga 180 derajat. Setelah material selesai diuji maka diamati pada
daerah yang mengalami peregangan (tergantung pengujian face, root atau side
bend) terdapat sebuah cacat (discontinuity) atau tidak, kemudian Analisa
hasilnya dan disesuaikan dengan syarat keberterimaan uji bending pada code atau
Standard yang Anda gunakan.
2. Tensile Test.
Pengujian mekanik yang bertujuan untuk mengetahui sifat
mekanik yang berupa nilai kekuatan tarik, yield strength, kekuatan geser dari
material atau hasil pengelasan. Pengujian tarik ini wajib dilakukan saat
membuat welding prosedur.
Jumlah spesimen yang disyaratkan untuk pengujian sebanyak
2 spesimen dan hasil pengujiannya harus memenuhi syarat keberterimaan yang
sudah ditentukan oleh code atau Standard. Untuk alat yang diperlukan dalam uji
tarik adalah
- Universal Testing Machine
- Jangka sorong.
- Gerinda.
- Gergaji.
- Penggaris.
3. Hardness Test.
Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
material untuk menahan terhadap indentasi, abrasi dan penetrasi. Pengujian
hardness dilakukan dengan cara memberikan tekanan ke material dengan
menggunakan jenis indentor yang sesuai dengan metode uji hardness. Untuk metode
yang paling umum digunakan adalah uji hardness Brinell, Rockwell, Knop dan
Vickers.
4. Impact Test.
Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui ketangguhan dan
jenis patahan suatu material atau hasil pengelasan. Material yang dilakukan uji
impak biasanya untuk material yang diaplikasikan pada produk bejana tekan,
material dengan produk yang mempunyai temperatur ekstrem baik dingin maupun
panas.
Dari pengujian ini dapat diamati patahannya yaitu patah
getas atau patah ulet. Hasil uji ini dapat dikorelasikan dengan uji hardness
dan uji tarik, jika patah getas biasanya mempunyai kekuatan tarik dan hardness
yang tinggi begitu sebaliknya.
5. Macro Examination.
Pengujian
Visual pada material dan pengelasan untuk melihat cacat dengan menggunakan
cairan etsa (asam nitrat 5 hingga 10%). Evaluasi pembesarannya dibawah 5x,
sedangkan untuk persiapannya dipoles atau dihaluskan cukup dengan kertas gosok
dengan grit 400. Aplikasi uji macro dilakukan untuk melihat penetrasi dan
sambungan pengelasan.
6. Micro Examination.
Uji
visual yang dilakukan untuk mengetahui cacat las dan struktur butir pada material atau sambungan las. Untuk
pembesaran pada uji mikro ini mampu mencapai x 1000. Untuk persiapan
permukaannya menggunakan kertas gosok hingga grit 1200 dan tambahan serbuk
alumina 1μm saat terakhir, sedangkan asam nitrat yang digunakan 1-5%.
1.2.2. Uji Tanpa Merusak (Non Destructive Testing) :
1. Penetrant Test.
Pengujian penetrant (PT)
merupakan jenis pengujian tidak merusak. Dalam pelaksanaannya pengujian ini
menggunakan sistem kapilaritas yaitu system merambatnya carian ke permukaan
melalui celah celah kecil. Untuk prosedur pelaksanaan pengujian penetran dapat
dilihat pada ASME sec VIII. Pada Code tersebut dijelaskan langkah pengujian dan
syarat keberterimaannya.
Uji penetran mampu mendeteksi
cacat yang berada di permukaan. Kekurangannya dari penetrant test adalah tidak cocok untuk
material yang berpori seperti kayu, karena akan menimbulkan banyak indikasi
palsu.
2. Magnetic Particle Test.
Pengujian pengelasan tidak merusak selanjutnya
adalah uji serbuk magnet. Jenis uji yang menggunakan serbuk magnet yang
disemprotkan pada benda uji, selanjutnya benda uji yang diberi white contras
paint dialiri medan magnet menggunakan Yoke. Untuk lokasi cacat yang mampu
dideteksi adalah bagian surface dan subsurface serta yang tegak lurus dengan
arah Yoke.
Setelah dialiri maka Serbuk
magnet akan masuk ke daerah yang terdapat cacat las atau material. Jenis uji
ini cocok untuk mendeteksi material atau hasil lasan yang diindikasikan
terdapat retak atau crack. Namun kelemahan uji ini hanya dapat digunakan untuk
jenis material yang mempunyai sifat magnetic.
3. Ultrasonic Test.
Jenis pengujian tidak merusak yang memanfaatkan gelombang
ultrasonic. Pada peralatan atau pesawat UT terdapat probe yang berfungsi untuk
memancarkan gelombang, hasil pantulan gelombang akan mampu mendeteksi adanya
ketidaksempurnaan sambungan atau perbedaan dimensi dan densitas material. Untuk
mengetahui dimensi dan lokasi cacat Anda dapat melihatnya pada layar pesawat
ultrasonik test. Karena salah satu keunggulan UT adalah mampu mendeteksi
dimensi dan lokasi cacat atau kedalamannya.
4. Radiography Test.
Uji radiografi termasuk dalam Non Destructive Test atau
NDT, pengujian ini memanfaatkan radiasi sinar gamma dan sinar x yang mampu
menembus suatu material. Bayangan yang dihasilkan dari ketidak sempurnaan lasan
dan material dapat terekam oleh film radiografi yang diletakkan pada material.
Uji ini mampu mendeteksi cacat yang ada dalam lasan atau material, namun tidak
mampu mendeteksi kedalaman cacat.
Pengujian las destruktif dan
tidak di atas mempunyai tujuan, kekurangan dan kelebihan yang berbeda beda.
Saat aplikasi di lapangan disesuaikan dengan standard atau code yang digunakan
oleh pelanggan, untuk UT, RT, PT dan MT mempunyai sertifikat kompetensi bagi
operatornya.
KESIMPULAN
Pengujian hasil las ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat dari hasil las tersebut kemudian
pemeriksaan ini bertujuan meminimalisir terjadinya kecacatan pada hasil
pengelasan tersebut.pengujuan las ini memiliki 2 tipe yaitu tipe dengan merusak
dan tidak merusak hal tersebut tidak memiliki tujuan khusus hanya saja sama
sama memeriksa hasil las pada objek.
Daftar pustaka
Acmadi.2020. diakses pada
tanggal 15 maret 2020.https://www.pengelasan.net/pengujian-las/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar