Post Top Ad

Selasa, 27 April 2021

JENIS PEMERIKSAAN HASIL LAS


1.pPENGERTIAN




Pengujian Las dan material adalah sebuah proses inspeksi, pengecekan atau pemeriksaan hasil pengelasan dan material terdapat sebuah cacat atau tidak serta memeriksa sifat mekanik dari sambungan dan material tersebut.

Uji Las terdapat dua metode yaitu dengan Uji Merusak atau DT (Destructive Testing) dan Uji Tanpa Merusak (Non Destructive Testing). Namun sebelum melakukan Uji DT dan NDT biasanya dilakukan pengujian Visual terlebih dahulu, untuk memastikan secara visual material atau hasil lasan tersebut dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya, meskipun dalam beberapa code atau Standard tidak mewajibkan uji visual.

Untuk materi uji visual pengelasan sudah saya jelaskan pada postingan sebelumnya, pada artikel ini akan saya bagikan jenis jenis pengujian pengelasan baik Uji Merusak maupun Uji Tanpa Merusak, berikut ini detailnya.

 

1.2.JENIS JENIS PEMERIKSAAN HASIL LAS

1.2.1. Uji Merusak (Destructive Testing) :

Uji Merusak adalah pengujian yang dilakukan dengan memotong beberapa bagian hasil lasan dengan letak dan dimensi yang sudah diatur oleh Standard atau Code. Kemudian potongan yang kita sebut spesimen tersebut diuji dengan cara ditarik, lengkung, tumbuk, penekanan, puntir, pukul dan cara lain agar mendapatkan hasil yang berupa nilai dari sifat mekanik maupun dari bentuk patahannya, berikut macam macam uji Merusak:

1. Bending Test.


Sebuah pengujian sambungan las dengan cara memberikan tekanan dengan sebuah mandril pada daerah lasan yang diuji yang kemudian spesimen akan tertekuk di antara dua penumpu hingga 180 derajat. Setelah material selesai diuji maka diamati pada daerah yang mengalami peregangan (tergantung pengujian face, root atau side bend) terdapat sebuah cacat (discontinuity) atau tidak, kemudian Analisa hasilnya dan disesuaikan dengan syarat keberterimaan uji bending pada code atau Standard yang Anda gunakan.

 

 

 


2. Tensile Test.


Pengujian mekanik yang bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik yang berupa nilai kekuatan tarik, yield strength, kekuatan geser dari material atau hasil pengelasan. Pengujian tarik ini wajib dilakukan saat membuat welding prosedur.

Jumlah spesimen yang disyaratkan untuk pengujian sebanyak 2 spesimen dan hasil pengujiannya harus memenuhi syarat keberterimaan yang sudah ditentukan oleh code atau Standard. Untuk alat yang diperlukan dalam uji tarik adalah

  • Universal Testing Machine
  • Jangka sorong.
  • Gerinda.
  • Gergaji.
  • Penggaris.

3. Hardness Test.


Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan material untuk menahan terhadap indentasi, abrasi dan penetrasi. Pengujian hardness dilakukan dengan cara memberikan tekanan ke material dengan menggunakan jenis indentor yang sesuai dengan metode uji hardness. Untuk metode yang paling umum digunakan adalah uji hardness Brinell, Rockwell, Knop dan Vickers.

 


4. Impact Test.


Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui ketangguhan dan jenis patahan suatu material atau hasil pengelasan. Material yang dilakukan uji impak biasanya untuk material yang diaplikasikan pada produk bejana tekan, material dengan produk yang mempunyai temperatur ekstrem baik dingin maupun panas.

Dari pengujian ini dapat diamati patahannya yaitu patah getas atau patah ulet. Hasil uji ini dapat dikorelasikan dengan uji hardness dan uji tarik, jika patah getas biasanya mempunyai kekuatan tarik dan hardness yang tinggi begitu sebaliknya.

5. Macro Examination.

Pengujian Visual pada material dan pengelasan untuk melihat cacat dengan menggunakan cairan etsa (asam nitrat 5 hingga 10%). Evaluasi pembesarannya dibawah 5x, sedangkan untuk persiapannya dipoles atau dihaluskan cukup dengan kertas gosok dengan grit 400. Aplikasi uji macro dilakukan untuk melihat penetrasi dan sambungan pengelasan.

6. Micro Examination.

Uji visual yang dilakukan untuk mengetahui cacat las dan struktur butir pada material atau sambungan las. Untuk pembesaran pada uji mikro ini mampu mencapai x 1000. Untuk persiapan permukaannya menggunakan kertas gosok hingga grit 1200 dan tambahan serbuk alumina 1μm saat terakhir, sedangkan asam nitrat yang digunakan 1-5%.


1.2.2. Uji Tanpa Merusak (Non Destructive Testing) :

1. Penetrant Test.


Pengujian penetrant (PT) merupakan jenis pengujian tidak merusak. Dalam pelaksanaannya pengujian ini menggunakan sistem kapilaritas yaitu system merambatnya carian ke permukaan melalui celah celah kecil. Untuk prosedur pelaksanaan pengujian penetran dapat dilihat pada ASME sec VIII. Pada Code tersebut dijelaskan langkah pengujian dan syarat keberterimaannya.

Uji penetran mampu mendeteksi cacat yang berada di permukaan. Kekurangannya dari penetrant test adalah tidak cocok untuk material yang berpori seperti kayu, karena akan menimbulkan banyak indikasi palsu.

2. Magnetic Particle Test.

Pengujian pengelasan tidak merusak selanjutnya adalah uji serbuk magnet. Jenis uji yang menggunakan serbuk magnet yang disemprotkan pada benda uji, selanjutnya benda uji yang diberi white contras paint dialiri medan magnet menggunakan Yoke. Untuk lokasi cacat yang mampu dideteksi adalah bagian surface dan subsurface serta yang tegak lurus dengan arah Yoke.

Setelah dialiri maka Serbuk magnet akan masuk ke daerah yang terdapat cacat las atau material. Jenis uji ini cocok untuk mendeteksi material atau hasil lasan yang diindikasikan terdapat retak atau crack. Namun kelemahan uji ini hanya dapat digunakan untuk jenis material yang mempunyai sifat magnetic.

 

 


3. Ultrasonic Test.

Jenis pengujian tidak merusak yang memanfaatkan gelombang ultrasonic. Pada peralatan atau pesawat UT terdapat probe yang berfungsi untuk memancarkan gelombang, hasil pantulan gelombang akan mampu mendeteksi adanya ketidaksempurnaan sambungan atau perbedaan dimensi dan densitas material. Untuk mengetahui dimensi dan lokasi cacat Anda dapat melihatnya pada layar pesawat ultrasonik test. Karena salah satu keunggulan UT adalah mampu mendeteksi dimensi dan lokasi cacat atau kedalamannya.

4. Radiography Test.

Uji radiografi termasuk dalam Non Destructive Test atau NDT, pengujian ini memanfaatkan radiasi sinar gamma dan sinar x yang mampu menembus suatu material. Bayangan yang dihasilkan dari ketidak sempurnaan lasan dan material dapat terekam oleh film radiografi yang diletakkan pada material. Uji ini mampu mendeteksi cacat yang ada dalam lasan atau material, namun tidak mampu mendeteksi kedalaman cacat.

Pengujian las destruktif dan tidak di atas mempunyai tujuan, kekurangan dan kelebihan yang berbeda beda. Saat aplikasi di lapangan disesuaikan dengan standard atau code yang digunakan oleh pelanggan, untuk UT, RT, PT dan MT mempunyai sertifikat kompetensi bagi operatornya.

 

 

 

 

 

 


KESIMPULAN

Pengujian hasil las ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat dari hasil las tersebut kemudian pemeriksaan ini bertujuan meminimalisir terjadinya kecacatan pada hasil pengelasan tersebut.pengujuan las ini memiliki 2 tipe yaitu tipe dengan merusak dan tidak merusak hal tersebut tidak memiliki tujuan khusus hanya saja sama sama memeriksa hasil las pada objek.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Daftar pustaka

Acmadi.2020. diakses pada tanggal 15 maret 2020.https://www.pengelasan.net/pengujian-las/

April 27, 2021 / by / 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad